Otoritas Uni Emirat Arab menegaskan bahwa salah satu alasan pemblokiran layanan BlackBerry di negeri kaya minyak itu lantaran adanya kekhawatiran bahwa data yang bersifat rahasia bakal diakses oleh mata-mata Amerika Serikat dan Israel. Karenanya, pemerintah UEA mencurigai BlackBerry merupakan alat AS dan Israel untuk melancarkan aksi spionase.
Kepala Kepolisian DUbai, Dhahi Khalfan Tamim, menyatakan, ada kecurigaan bahwa AS dan Israel mengakses data pengguna BlackBerry. “Amerika Serikat adalah penerima manfaat utama karena tidak memiliki kontrol atas BlackBerry, dan mempunyai keinginan untuk memata-matai UEA,” kata Dhahi Khalfan Tamim seperti dimuat harian Al-Khaleej yang dikutip REUTERS, Minggu (5/9).
“Pihak Barat menuduh kami membatasi kebebasan pengguna BlackBerry, sementara Amerika, Israel, Ingggris dan negara-negara lain diijinkan mengakses semua data yang ditransfer,” tambah Tamim.
Namun Tamim yang pernah secara terang-terangan menuduh agen Israel sebagai pembunuh pentolan militan Palestina di sebuah hotel di Dubai pada bulan Januari, tidak mengatakan mengapa Washington memiliki kepentingan dalam memata-matai UEA. Padahal, selama ini UEA memiliki hubungan baik dengan Barat.
Negeri kaya di Timur Tengah itu memiliki 500.000 pengguna BlackBerry. Namun pemerintah UEA akan menangguhkan fitur BlackBerry Messenger, email dan layanan browser Web mulai 11 Oktober mendatang, sampai pemerintah bisa mendapatkan akses ke pesan yang dienkripsi. Aplikasi BlackBerry Messenger telah menyebar dengan cepat di kawasan Teluk yang kaya karena menjadi pusat bisnis itu. Tapi karena datanya dienkripsi dan dikirim ke server di luar negeri, maka data tersebut tidak dapat dilacak secara lokal.
Ini pula yang telah menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Teluk yang sadar akan keamanan, terutama di UAE dan Arab Saudi. Menurut para pengamat, kurangnya akses terhadap data BlackBerry bakal membatasai kemampuan negeri Arab itu untuk menemukan mata-mata, pembunuh ataupun kelompok militan Islam.
Sumber: JPNN
Kepala Kepolisian DUbai, Dhahi Khalfan Tamim, menyatakan, ada kecurigaan bahwa AS dan Israel mengakses data pengguna BlackBerry. “Amerika Serikat adalah penerima manfaat utama karena tidak memiliki kontrol atas BlackBerry, dan mempunyai keinginan untuk memata-matai UEA,” kata Dhahi Khalfan Tamim seperti dimuat harian Al-Khaleej yang dikutip REUTERS, Minggu (5/9).
“Pihak Barat menuduh kami membatasi kebebasan pengguna BlackBerry, sementara Amerika, Israel, Ingggris dan negara-negara lain diijinkan mengakses semua data yang ditransfer,” tambah Tamim.
Namun Tamim yang pernah secara terang-terangan menuduh agen Israel sebagai pembunuh pentolan militan Palestina di sebuah hotel di Dubai pada bulan Januari, tidak mengatakan mengapa Washington memiliki kepentingan dalam memata-matai UEA. Padahal, selama ini UEA memiliki hubungan baik dengan Barat.
Negeri kaya di Timur Tengah itu memiliki 500.000 pengguna BlackBerry. Namun pemerintah UEA akan menangguhkan fitur BlackBerry Messenger, email dan layanan browser Web mulai 11 Oktober mendatang, sampai pemerintah bisa mendapatkan akses ke pesan yang dienkripsi. Aplikasi BlackBerry Messenger telah menyebar dengan cepat di kawasan Teluk yang kaya karena menjadi pusat bisnis itu. Tapi karena datanya dienkripsi dan dikirim ke server di luar negeri, maka data tersebut tidak dapat dilacak secara lokal.
Ini pula yang telah menimbulkan kekhawatiran di negara-negara Teluk yang sadar akan keamanan, terutama di UAE dan Arab Saudi. Menurut para pengamat, kurangnya akses terhadap data BlackBerry bakal membatasai kemampuan negeri Arab itu untuk menemukan mata-mata, pembunuh ataupun kelompok militan Islam.
Sumber: JPNN
0 komentar:
Posting Komentar