Memang ini tidak direncanakan, tapi berdasarkan perkembangan psikoseksual seorang anak atau biasanya dikenal dengan fase falus, baik pria dan wanita pernah mengalami hal ini. Memang telah banyak penelitian tentang perilaku seksual berupa masturbasi ini dan memang hampir sebagian besar pria dan wanita dewasa baik yang belum menikah dan sudah menikah, pernah melakukan masturbasi.
Bagi para pasangan, masturbasi digunakan sebagai salah satu jalan keluar untuk mengatasi kegagalan orgasme pada wanita, terutama wanita yang memiliki pasangan yang gairah seksualnya rendah. Namun bagi pria, masturbasi digunakan sebagai langkah untuk mengatasi ejakulasi tertunda atau terhambat. Mungkin akan sangat baik bila kedua pasangan saling membantu dalam kondisi seperti ini.
Masalahnya saat ini adalah, banyak sekali yang bertanya-tanya kembali pada saya tentang hubungan masturbasi dengan fungsi seksualnya. Tak jarang mereka para pecandu masturbasi ini sangat khawatir bila suatu hari kelak ia tak dapat memiliki keturunan, impoten, otot organ vitalnya berubah, sampai tulang keropos dan lain sebagainya. Padahal ketakutan atau kecemasan itu hanyalah mitos belaka.
Banyak dari mereka bahkan sulit melepaskan kebiasaan ini karena dirong-rong oleh kebutuhan tubuh dan pikirannya. Masturbasi bagaikan candu yang perlu segera dilakukan bila memang dibutuhkan. Namun begitu, mereka sendiri cemas karena kesadarannya bahwa ini akan merugikan dirinya dan suatu hari dapat menimbulkan gangguan fisik atau fungsi seksual.
Ketahuilah bahwa apa yang Anda takuti atau apa yang Anda khawatirkan menjadi kecemasan alami yang keluar dari dalam diri Anda. Kecemasan akan efek sampingan yang negatif itu lah yang dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual. Semakin Anda cemas dan takut, semakin kuat Anda merekam diri Anda sebagai pesakitan yang suatu hari akan mengalami apa yang Anda takuti.
Sumber : http://artikelpriadewasa.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar