Jumat, 14 Mei 2010

APAKAH ENGKAU HANYA BERTANYA?

Sahabat Indonesia yang baik hatinya,
yang tulus doanya agar Tuhan menyejahterakan dan membahagiakannya.

Mudah-mudahan sapa saya di pagi yang indah ini menemui Anda dalam kesehatan dan kesungguhan baik dalam menjadikan dirinya terbaik dalam yang dilakukannya.

Terima kasih atas pesan, doa, dan harapan-harapan baik yang kami terima dari rekan-rekan Super Members dan Super Fans.

Untuk setiap doa yang kami baca, kami teruskan sebagai doa di Mekkah bagi pribadi baik tersebut agar Tuhan menyegerakan jawaban bagi kerinduan hatinya bagi kesejahteraan dan kebahagiaan.

Untuk doa-doa rekan-rekan yang mungkin terselip dalam walls di Super Notes dan kolom Just Fans, kami juga mohonkan agar Tuhan Yang Maha Mengetahui – mengenali setiap nama indah Anda, dan menjawab kerinduan hati Anda dengan rahmat-rahmat yang menyejahterakan dan membahagiakan.

Saya juga menyampaikan permohonan pengertian kepada Tuhan atas nama sahabat-sahabat baik saya yang belum menggunakan nama baik-nya sebagai alamat Facebook atau email, karena saya khawatir bahwa nama-nama yang belum serius itu - juga akan agak berkesan tidak begitu serius, apalagi jika untuk mengajukan doa yang langsung di dengar di langit.

Tetapi saya yakin bahwa Tuhan mengetahui nama asli di balik nama-nama yang sulit dikenali oleh sesama itu, dan menjawab doa para sahabat itu dengan penuh kasih.

………..

Sahabat saya yang sama berhak-nya untuk berbahagia,
sama dengan siapa pun yang telah mencapai kecemerlangan karir dan kehidupan pribadinya,

Tugas saya sebagai yang lebih tua – bagi yang lebih muda, adalah menjadi pendamping dalam upaya mereka untuk mendamaikan hati, dan membantu mereka menemukan logika yang menyederhanakan perjalanan naik mereka.

Dan dalam pekerjaan seperti itu saya dihadapkan kepada ribuan pertanyaan dari jiwa-jiwa super yang agresif mengajukan dirinya untuk menjadi pemimpin dan pembesar dalam kehidupan ini.

Sebagian besar dari pertanyaan itu adalah pertanyaan yang menyemangati saya, karena saya yakin bahwa yang bertanya akan menggunakan mempertimbangkan jawaban yang saya tawarkan, dan bahkan akan menggunakannya dalam pekerjaan dan kehidupan yang sebenarnya.

Tetapi, tidak sedikit dari mereka yang bertanya, … hanya bertanya.

Jawaban apa pun yang saya susunkan, bahkan mungkin yang terbaik, … akan selalu mereka ‘jawab’ dengan pertanyaan lagi; seperti:

Tapi khan itu nggak mudah?
Tapi khan itu hanya teori, prakteknya gimana dong?
Kalau gagal bagaimana?
Apa jaminannya bahwa itu pasti berhasil?
Tapi khan itu butuh waktu?
Apa nggak jadi harus kerja keras tuh Pak?

Tetapi saya tetap berusaha melebihkan penghormatan kepada adik-adik saya yang ingin-nya hanya yang mudah-mudah itu, dan saya sampaikan bahwa mereka-lah yang harus melakukan anjuran-anjuran tersebut, mereka-lah yang harus bekerja untuk memberhasilkan diri mereka sendiri.

Tetapi, mereka akan bertanya lagi ...

Apa Pak Mario sudah membuktikan sendiri nasehat-nasehat ini?
Pak Mario sih enak, khan anak orang kaya?!
Kalau mulai-nya seperti saya yang susah ini, bagaimana?
(tanpa mengetahui bahwa saya memulai karir dari tingkat kehidupan yang sangat kekurangan).

………..

Sahabat saya yang baik hatinya,

Karena saya sudah tua dan veteran dalam pelayanan penasehatan seperti ini, saya tidak mudah dikecewakan atau digusarkan oleh kelemahan sikap sebagian adik kita seperti di atas.

Saya akan selalu bersabar menanti saat datangnya kesadaran bagi mereka, bahwa

Keberhasilan adalah tanggung jawab pribadi.

Dan bahwa,

Kita harus memberhasilkan diri kita sendiri.

Dan sebetulnya, orang lain terlalu sibuk dan tegang dengan urusan keberhasilan mereka sendiri, dan sulit untuk betul-betul perduli dan menyisihkan waktu untuk memastikan bahwa kita juga berhasil.

Seperti,

Sebuah jalan yang menghubungkan kota Anda dengan kota tujuan Anda, hanya berbaring bisu di sana, dan tidak pernah bertanya apakah Anda akan menjalaninya untuk sampai di kota tujuan itu, atau apakah Anda akan pernah betul-betul berangkat.

Sebuah jalan hanyalah sebuah jalan. Agar sampai, kitalah yang harus berjalan dengan bijak di dalamnya.

Maka marilah kita sadari, bahkan jika telah jelas jalan menuju keberhasilan hidup, kita-lah yang harus menegakkan badan, melangkah, bekerja keras, dan maju dengan hati yang baik - untuk memastikan kita sampai ke keadaan-keadaan yang kita sebut sebagai kesejahteraan dan kebahagiaan itu.

Jika kita ingin sejahtera, kita-lah yang harus menyejahterakan diri kita sendiri.

Jangan salahkan orang lain yang (kita tuduh) tidak bertanggung-jawab atas besarnya dan pastinya pendapatan kita.

Jika kita ingin berbahagia, kita-lah yang harus membahagiakan diri kita sendiri.

Jangan salahkan orang lain yang (kita putuskan) tidak peka terhadap kebutuhan kita untuk merasa damai dan bersyukur.

Jika kita ingin hidup dengan baik, kita-lah yang harus membaikkan kehidupan kita sendiri.

Jangan salahkan orang lain yang (memang banyak sekali, dan tak merasa berdosa) mempromosikan kemungkaran dan menyediakan fasilitas bagi penggersangan hati.

………..

Sahabat saya yang jernih pikirannya,

Tidak ada orang yang kurang bertanggung-jawab, bisa hidup dalam kedamaian dan kelengkapan.

Karena,

Besarnya tanggung-jawab menentukan besarnya kepantasan.

Padahal,

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.

Dan,

Kepantasan mendahului pencapaian apa pun.

Atau, dalam uraian yang lebih rinci:

Besarnya tanggung-jawab menentukan besarnya kepantasan.
Orang yang bersedia bertanggung-jawab untuk memimpin pekerjaan yang besar – untuk mencapai hasil yang besar, akan menjadi pembesar.

Sedangkan,

Orang yang maunya berangkat selambat mungkin, pulang sepagi mungkin tapi sampai di rumah semalam mungkin, istirahat sebelum capai, bergembira menghindari pekerjaan, jujur hanya jika diawasi, mengeluh tak putus-putus, menuntut orang untuk berubah tetapi tersinggung jika dianjurkan untuk berubah, … untuk jiwa yang belum ikhlas seperti ini, hampir tidak ada orang yang tahu – dia ini pantasnya untuk apa.

Ada kepantasan bagi segala sesuatu.
Yang pantas menjadi pemimpin, akan menjadi pemimpin.
Seperti juga, yang pantas menjadi kaya, akan menjadi kaya.

Atau,

Kemalasan adalah kepantasan bagi hidup yang lemah.

Atau yang indah sekali …,

Dia yang hidup di dunia dengan budi pekerti para penghuni surga, akan dimuliakan di surga.

Dan,

Kepantasan mendahului pencapaian apa pun.
Sehingga, orang harus lebih dulu pantas menjadi murid dan mahasiswa yang berhasil, karena bersungguh-sungguh bersekolah dan kuliah - sebelum dia berhasil lulus sekolah atau kuliah.

Karena, banyak murid yang malas bersekolah, atau mahasiswa yang menghindari kuliah, … yang saat ini yang sedang stress – karena menginginkan yang sebetulnya pantas bagi yang lebih bersungguh-sungguh.

Sehingga,

Orang yang malas, suka menunda, banyak alasan, peragu, pengkhayal tapi penakut, suka membantah tapi pengeluh, dan ahli ngeles – sebetulnya sedang memantaskan dirinya untuk tidak diijinkan masuk, tidak dibayar tinggi, tidak dihargai, dan di-nomor-akhirkan.

Nah lho?

Jadi bagaimana dong deh?

Lha iya itu?


………..


Sahabat saya yang ramah hatinya bagi kebaikan hidupnya,

Ini saya sertakan bait-bait kecil yang bisa Anda bacakan untuk adik-adik kita yang masih muda dan yang tidak mendamaikan diri untuk berhenti bertanya, dan mulai berupaya mengerti.

………..

Adikku yang kebesarannya sedang dinantikan oleh masa depan,

Apakah engkau hanya bertanya?

Telah kudengar ribuan pertanyaan mu
yang terlahir dari hati mu yang gundah dan kelu
yang dikuatkan oleh kaburnya pandangan mu
mengenai masa depan mu
yang terinjak oleh kecepatan naik orang lain
dan tercubit oleh kelemahan dan kekurangan mu
yang seperti tak dirasakan orang lain.

Tetapi ini yang aku katakan kepada mu
bahwa jawaban pertama bagi pertanyaan mu
adalah kesediaan mu untuk menemukan jawaban.

Tak akan ada orang yang bisa menjawab mu
jika engkau tak berhenti bertanya, dan mulai
membuka hati, mata, dan telinga mu.

Berhentilah hanya bertanya
mulailah berkeringat berupaya
menemukan semua jawaban pertanyaan hati mu
yang telah menunggu menemukan mu
jika engkau berhenti bertanya
dan mulai berupaya.

Janganlah engkau hanya bertanya.

………..

Sahabat Indonesia yang hatinya tegas berpihak kepada kebaikan hidupnya,

Begitu dulu ya?

Hari ini Ibu Linna, Marco, dan saya akan berangkat ke Jeddah, untuk kemudian terbang ke tanah air bersama para jemaah Umroh, dan segera membuka bungkusan-bungkusan hadiah dari Tuhan,
yang mudah-mudahan diijinkan berpendar melalui hati, pikiran, dan tindakan kami dalam mensaudarakan dan mensahabatkan diri kami kepada setiap jiwa yang kami layani di Indonesia dan di dunia.

Dalam doa-doa kami hari ini di Masjid Al Haram, kami pastikan bahwa doa dan harapan Anda – akan kami lafalkan di hadapan Ka’bah, agar pintu-pintu rahmat dibukakan bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemuliaan Anda dan keluarga terkasih.

Dan semua doa yang terlantunkan dari hati, dari bibir, wajah, air mata, dan dari tengadah tangan kami, kami mohonkan jawabannya untuk setiap jiwa yang mengenal kami dan yang kami kenal, tanpa perbedaan dan tanpa pengecualian.

Dan tak putus-putusnya doa kami bagi kedamaian dan kesejahteraan kehidupan kita sebagai bangsa yang baik.

Tuhan mencintai setiap jiwa, maka kami mendoakan bagi kesejahteraan, kebahagiaan, dan kemuliaan bagi setiap jiwa.

Kehidupan adalah milik Tuhan.
Maka siapa pun yang hidup, memiliki hubungan yang mulia dengan Tuhan.


Maka marilah kita memuliakan satu sama lain.

Sampai kita bertemu dan berjabat-tangan nanti ya?

Mohon disampaikan salam sayang dari Ibu Linna dan saya, untuk keluarga Anda tercinta.

Loving you all as always,

Mario Teguh
Ikon ini merupakan link ke situs bookmark sosial dimana pembaca dapat berbagi dan menemukan halaman web baru.
  • Digg
  • Sphinn
  • Delicious
  • Facebook
  • Mixx
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • Spurl
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • 0 komentar:

    Posting Komentar

    Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

    NEGARA-NEGARA YANG MELIHAT MY BLOG

    free counters
     
    Solusi Cerdas Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template